alat kelengkapan lembaga agama dan pendidikan
A Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah 1. C. Tujuan Penulisan 2. BAB II PEMBAHASAN 3. A. Pengertian Alat Pendidikan 3. B. Pengertian Alat Pendidikan Islam 3. C. Pentingnya Alat Pendidikan Islam 5. D. Landasan Penggunaan Alat Pembelajaran 5. E. Konsep Alat Pendidikan Islam 7.
LAYANANSURAT REKOMENDASI TANDA PENDAFTARAN LEMBAGA AGAMA DAN KEAGAMAAN HINDU PADA DITJEN BIMAS HINDU KEMENAG RI. 1. Dasar Hukum : Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama
PIPmerupakan kerja sama tiga kementrian yaitu Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementrian Sosial (Kemensos), dan Kementrian Agama (Kemenag). PIP Dikdasmen diselenggarakan bersama-sama dengan Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dalam rangka menyampaikan informasi kepada
C Tujuan. 1. Menumbuhkan kesadaran peserta didik MTs 2 Kota Sukabumi agar membiasakan membaca Al-Qur’an. 2. Menumbuhkan sikap penting terhadap kelancaran membaca dan menghafal Al-Qur’an. 3. Melaksanakan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
peralatandapur, boneka, dan benda-benda rumah tangga lain. Kesemuanya disediakan dalam bentuk tiruan mini. Sudut kebudayaan/seni berisi alat-alat musik yang dapat dimainkan anak-anak (angklung, pianika, harmonika, rebana), papan/kertas lukis, meja lukis, panggung boneka, dan mozaik. Peralatan disesuaikan dengan kemampuan lembaga.
KementerianPendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi: dikbudristek.DitSD: Kategori 1-Pelayanan Publik yang inklusif dan berkeadilan: Umum: 66. ASELA DIJAKETI (Gerakan Ayo Sekolah Lagi yang terintegrasi dengan Pelayanan Pendidikan Kejar Paket dan Inklusi) Pemerintah Kota Tegal: tegal.kota.DISDIK: Kategori 1-Pelayanan Publik yang inklusif dan
Hukumyang pengaturannya meliputi susunan dan wewenang khusus dari alat perlengkapan badan atau lembaga negara, dalam hal seperti pengaturan mengenai kepegawaian, pengaturan mengenai wamil, pengaturan mengenai pendidikan, pengaturan mengenai perumahan, jaminan sosial dan lain sebagainya.
JENISJENIS PRANATA SOSIAL Memiliki Alat-alat Perlengkapan yang Digunakan untuk Mencapai Tujuan Lembaga yang Bersangkutan Pranata Sosial 259 berada di luar jangkauan penginderaan manusia. Penjabaran dua unsur tersebut terjadi dalam praktik ritual atau peribadatan, ajaran tentang keberadaan Tuhan, dan bagaimana menjalin kehidupan dengan sesama
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Alat kelengkapan agama merupakan hal yang penting bagi sebagian besar umat beragama untuk menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Di dunia pendidikan, alat kelengkapan agama juga memiliki peranan penting dalam membantu siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah. Berikut adalah beberapa alat kelengkapan agama yang sering digunakan di dunia pendidikanAl-Quran dan Alat Tulis Al-Quran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan ibadah. Al-Quran biasanya disediakan di ruang shalat di sekolah dan sering digunakan dalam kegiatan keagamaan seperti bacaan surat Yasin, tahlil, dan lain-lain. Selain Al-Quran, alat tulis seperti pensil, penghapus, dan buku tulis juga diperlukan untuk menulis ayat-ayat Al-Quran dan menjalankan kegiatan keagamaan Shalat Karpet shalat merupakan alat kelengkapan agama yang digunakan oleh umat Islam saat melakukan shalat. Di sekolah, karpet shalat biasanya disediakan di ruang shalat atau masjid. Selain digunakan untuk shalat, karpet shalat juga dapat digunakan untuk kegiatan keagamaan lain seperti tahlil dan Rosario atau tasbih adalah alat kelengkapan agama bagi umat Islam dan Kristen Katolik. Di sekolah, rosario sering digunakan dalam kegiatan doa bersama atau pengajian. Rosario umumnya terbuat dari kayu atau plastik dan memiliki sejumlah butir yang digunakan untuk menghitung jumlah doa yang Burner Incense burner atau kendi dupa digunakan dalam kegiatan keagamaan seperti upacara keagamaan dan doa bersama. Di sekolah, incense burner biasanya disediakan di ruang doa atau di tempat-tempat yang dianggap suci seperti kapel atau kuil. Kendi dupa digunakan untuk membakar dupa yang menghasilkan aroma khas yang dianggap dapat meningkatkan suasana Beads Prayer beads atau tasbih juga digunakan dalam kegiatan keagamaan di beberapa agama seperti Islam, Buddha, dan Hindu. Di sekolah, tasbih biasanya digunakan dalam kegiatan doa bersama atau pengajian. Tasbih umumnya terbuat dari kayu atau plastik dan memiliki sejumlah butir yang digunakan untuk menghitung jumlah doa yang Water Font Holy water font atau tempat air suci adalah alat kelengkapan agama bagi umat Kristen Katolik. Di sekolah, tempat air suci biasanya disediakan di kapel atau gereja kecil di dalam sekolah. Air suci dipercayai dapat membersihkan dosa dan mengusir roh jahat sehingga tempat air suci sering digunakan dalam kegiatan keagamaan seperti misa atau doa dunia pendidikan, alat kelengkapan agama memiliki peranan penting dalam membantu siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah. selain itu, alat kelengkapan agama juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan dan memperdalam pemahaman siswa terhadap agama yang dianut. Penggunaan alat kelengkapan agama yang tepat dan sesuai dengan tata cara keagamaan yang benar juga dapat membantu siswa untuk lebih memahami nilai-nilai keagamaan seperti keteladanan, kerendahan hati, dan kasih sayang. Namun, penggunaan alat kelengkapan agama di dunia pendidikan juga memerlukan perhatian khusus. Pihak sekolah harus memastikan bahwa alat kelengkapan agama tersebut disediakan dan digunakan dengan benar sesuai dengan tata cara keagamaan yang dianut. Selain itu, penggunaan alat kelengkapan agama juga harus menghargai kepercayaan dan keyakinan agama yang berbeda di antara siswa dan staf. Dalam memfasilitasi kegiatan keagamaan di sekolah, pihak sekolah harus memperhatikan juga faktor keamanan dan kenyamanan siswa. Alat kelengkapan agama harus ditempatkan di tempat yang aman dan mudah diakses oleh siswa. Selain itu, penggunaan alat kelengkapan agama harus dilakukan dengan memperhatikan kondisi dan kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan gangguan atau masalah rangka meningkatkan pemahaman dan pengalaman keagamaan siswa, pihak sekolah dapat mengadakan kegiatan keagamaan yang melibatkan penggunaan alat kelengkapan agama seperti doa bersama, pengajian, atau upacara keagamaan. Namun, kegiatan keagamaan tersebut harus diadakan dengan memperhatikan waktu dan jadwal belajar siswa agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di keseluruhan, alat kelengkapan agama memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan untuk membantu siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan keagamaan di sekolah. Namun, penggunaan alat kelengkapan agama juga harus dilakukan dengan memperhatikan faktor keamanan, kenyamanan, dan penghargaan terhadap kepercayaan agama yang berbeda di antara siswa dan staf. Lihat Pendidikan Selengkapnya
A. Latar Belakang Masalah Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Menurut Hunt Pierce prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana disekolah sebagai berikut 1 Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambaran cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan. 2 Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat. 3 Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah hendaknya disesuaikan memadai bagi kepentingan anak-anak didik, demi terbentuknya karakter mereka dan dapat melayai serta menjamin mereka diwaktu belajar, bekerja, dan bermain sesuai dengan bakat mereka. 4 Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan prabot sekolah serta alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta keutamaan atau manfaat bagi anak-anak/murid-murid dan guru-guru. 5 Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif melatih para petugas serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta mlaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya. 6 Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya. 7 Sebagai penangung jawab harus mampu memelihara dan mengunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat. Gedung-gedung yang dibangun harus diupayakan melalui perencanaan yang matang sehingga minimal digunakan dalam waktu 25 tahun. Untuk itu gedung harus kuat, awet dan posisinya tepat sehingga tidak sampai dibongkar kemudian didirikan gedung baru di tempat yang sama dalam waktu yang relatif cepat, karena cara itu adalah pemborosan. Sebaiknya gedung itu dibangun bertingkat yang mengandung manfaat di samping menghemat tanah juga terkesan kokoh. Bentuk gedung pun sebaiknya juga indah dan memiliki gaya arsitektur yang khas yang menyebabkan orang yang memandang merasa tertarik 8 Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memperhatikan seluruh alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya[1]. Dalam al-Qur’an juga ditemukan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana dan prasarana atau alat dalam pendidikan. Makhluk Allah berupa hewan yang dijelaskan dalam al-Qur’an juga bisa menjadi alat dalam pendidikan. Seperti nama salah satu surat dalam al-Qur’an adalah an-Nahl yang artinya lebah. Dalam ayat ke 68-69 di surat itu Allah menerangkan yang artinya adalah sebagai berikut وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ, ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ النحل ٦٨- ٦٩ Artinya Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap macam buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu ke luar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang-orang yang memikirkan.Qs. An-Nahlu 68-69. Jelaslah bahwa ayat di atas menerangkan bahwa lebah bisa menjadi media atau alat bagi orang-orang yang berpikir untuk mengenal kebesaran Allah yang pada gilirannya akan meningkatkan keimanan dan kedekatan taqarrub seorang hamba kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW dalam mendidik para sahabatnya juga selalu menggunakan alat atau media, baik berupa benda maupun non-benda. Salah satu alat yang digunakan Rasulullah dalam memberikan pemahaman kepada para sahabatnya adalah dengan menggunakan gambar. Perlu pula ditegaskan bahwa dalam konteks pendidikan Islam, alat-alat pendidikan harus mengandung nilai-nilai operasional yang mampu mengantarkan kepada tujuan pendidikan Islam yang sarat dengan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut tentunya berdasarkan kepada dasar atau karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Dewasa ini, pengembangan sarana dan prasaranan pendidikan semakin pesat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan Islam juga tetap melakukan berbagai inovasi termasuk dalam pengembangan penggunaan alat pendidikan sehingga membantu kelancaran proses pendidikan tersebut. Namun penggunaan alat tersebut mesti tetap berlandaskan kepada dasar-dasar pendidikan Islam dan mengacu kepada tujuan yang telah direncanakan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Konsep Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen.” Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen? 2. Bagaimana penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen? 3. Bagaimana pemeliharaan dan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen? Istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut Menurut Sampurna K “Konsep adalah rancangan atau buram surat-surat dan sebagainya”.[2] Bahkan Soerganda Poerwakawatja juga menjelaskan bahwa konsep adalah “Suatu yang dikonsepkan, proses mental yang menguatkan suatu mental. Kemampuan menyusun kembali dan memadukan data yang diserap indera.”[3] Sedangkan pengertian konsep menurut penulis adalah suatu perancangan dasar yang akan dijadikan proses untuk melakukan suatu pekerjaan dimasa akan datang ataupun suatu landasan dasar atau kerangka utama dalam menyusun atau membuat suatu permasalahan. Sarana adalah “segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; media”[4]. Menurut E. Mulyasa, Sarana Pendidikan adalah “peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”[5]. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Prasarana secara etimologis arti kata prasarana berarti “alat tidak langsung untuk mencapai tujuan”[6]. Dalam pendidikan misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah raga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya”[7]. Menurut Ibrahim Bafadal bahwa “prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah”[8]. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secaralangsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Pendidikan Islam terdiri dari dua perkataan, yaitu pendidikan dan Islam. Pendidikan terdiri dari latihan ajaran pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan akan pikiran.[9] Suganda Poerbakawatja menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membawa si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan secara moral.[10] Dalam psikologi pendidikan disebutkan pendidikan adalah “Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat dilakukannya perbuatan belajar.”[11] Pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, mengawasi dan memperbaiki seluruh potensi fitrah manusia secara optimal dengan sadar dan terencana menurut hukum-hukum Allah yang ada di alam semesta maupun di dalam al-Qur’an.[12] Menurut M. Yusuf Qardhawi, “Pendidikan Islam adalah pendidikan seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya”.[13] Sedangkan menurut Ahmad D Marimba, “Pendidikan Islam adalah jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam”.[14] Berdasarkan pengertian di atas, “Pendidikan Islam yang dimaksud di sini adalah proses atau usaha membimbing, merubah sikap dan tingkah laku baik aspek jasmani maupun rohani di dalam kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dengan syari’at agama Islam untuk mencari keridhaan Allah agar menjadi manusia yang taqwa. Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut 1. Untuk mengetahui perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. 2. Untuk mengetahui penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. 3. Untuk mengetahui pemeliharaan dan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. Kegunaan penelitian penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Konsep Sarana Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. Selain itu hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan. Hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Konsep Sarana Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam. Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. “Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud”[15]. Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadi bagian terpenting yang harus diadakan keberadaannya. Bayangkan saja, jika sekolah ambruk akibat gempa bumi, maka kegiatan belajar mengajar akan mengalami kendala. Tepat pada akhir tahun 2004, P. Berandan mendapat musibah banjir yang kejadiannya lumayan besar. Hampir semua sekolah tenggelam. Alhasil, lebih kurang seminggu, proses belajar mengajar terhenti dan semua siswa terpaksa diliburkan. Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari lengkapnya sarana prasarana yang dimiliki sekolah. Apabila sarana prasarana memadai maka outputnya juga akan bagus. Terbukti dengan adanya laboratorium di sekolah membuat siswa mahir dalam mengetik, sedangkan sekolah yang belum memiliki fasilitas itu, mereka memiliki kemampuan yang kurang bahkan ada juga yang sama sekali tidak pernah mengenal komputer. Itu berarti sarana mempengaruhi kualitas siswa. Nama Nurdiana Nim A. 262948/1898 Sekolah Tinggi Agama Islam STAI Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2012 dengan judul dengan judul skripsi Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Agama Islam metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode penelitian kepustakaan library research dengan kesimpulan sebagai berikut 1. Prinsip universal dalam evaluasi pendidikan adalah keseimbangan dan kesederhanaan, kejelasan, realisme dan realisasi, serta dinamisme. Adapun prinsip-prinsip yang mendasari prinsip kurikulum pendidikan Islam itu adalah prinsip ruh Islamiyah, universal, kesesuaian dengan perkembangan psikologi anak dan prinsip memperhatikan lingkungan sosial 2. Prinsip demokrasi dalam evaluasi pendidikan adalah pengakuan atas kebebasan hak individual human right terhadap upaya untuk menikmati hidup, sekaligus dalam mekanisme menjalankan kewajiban sebagai warga negara. Sehingga, pada gilirannya dapat membentuk kondisi community development pada nilai-nilai keberagaman, baik berpikir, bertindak, berpendapat, maupun berkreasi. 3. Prinsip keadilan dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi. 4. Prinsip profesional dalam evaluasi pendidikan adalah evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komperhensif dari seluruh asfek-asfek kehidupan mental psikologi dan spiritual religius. Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen, sedangkan permasalahan yang diteliti adalah Konsep Sarana Dan Prasarana Dalam Pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Lapangan field research, yaitu penelitian dilakukan dengan cara penulis terjun langsung ke lokasi objek penelitian yaitu SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen untuk mendapatkan data yang penulis perlukan yaitu data tentang sistem evaluasi pendidikan agama Islam pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. Metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian lapangan field research yang bersifat kualitatif serta menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah “suatu pendekatan penelitian yang diarahkan dalam memahami fenomena sosial dari perpektif partisipan, serta menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interview, observasi, dan studi dokumenter, dalam pelaksanaan penelitian peneliti menyatu dengan situasi yang di teliti”.[16] Penelitan kualitatif berlangsung secara natural, data yang di kumpulkan dari orang-orang yang terlibat dalam tingkah laku alamiah, hasil penelitian kulitatif berupa deskripsi analisis. 4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut NO Ruang Lingkup Penelitian Hasil Yang diharapkan 1 Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen a Mengadakan analisis b seleksi yang berdasarkan pada prioritas c Mengadakan inventarisasi d Mencari dana 2 Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen a. Sarana pendidikan yang langsung b. Sarana pendidikan yang tidak langsung 3 Pemeliharaan dan penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan Islam Pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen a Tertib administrasi dan tertib sarana pendidikan. b Pendaftaran, pengendalian dan pengawasan setiap sarana. c Usaha untuk memanfaatkan penggunaan setiap sarana. d Menunjang proses belajar mengajar Menurut Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal.”[17] Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. 1 Data primer adalah “sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian”.[18]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah 2 Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku a Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2012. b E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. VII, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004. c Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cet. II, Jakarta PT GrafindoPersada, 1993. d M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Cet. IV, Jakarta PT. Rineka Cipta, 2006. e Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, Jakarta PT Bumi Aksara, 2003. f Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta Aksara Baru, 1984. g M. Yusuf Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta Bulan Bintang, 1980. h Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 1991. i Mulyasa, Kurikulum yang di Sempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2006. 7. Tehnik Pengumpulan Data Menurut Nazir pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.[19] Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu langsung terjun ke lokasi penelitian, sesuai dengan pendapat tersebut untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik, yaitu field research penelitian lapangan merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menggunakan penelitian langsung ke lapangan untuk memperoleh informasi dan data-data dari objek penelitian, melalui penelitian ini akan dilaksanakan sebaik mungkin untuk memperoleh data yang valid. Pelaksanaan penelitian ini juga dikumpulkan data dengan menggunakan teknik sebagai berikut a. Observasi partisipasi, yaitu penelitian yang mengadakan pengamatan secara lagsung melibatkan dari dalam kegiatan yang dijadikan sebagai subjek penelitian. b. Interview wawancara ialah dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang dijadikan objek penelitian. c. Dokumentasi yaitu untuk memperoleh data-data tentang keadaan guru dan siswa pada SD Negeri 16 Peudada Kabupaten Bireuen. Untuk menganalisis data dan menginterpretasikan data tersebut menurut Nasution dapat dilakukan 3 tahapan yaitu Tahap ini hal yang dilakukan adalah menelaah seluruh data yang telah terhimpun dari lapangan, sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok dari objek yang diteliti. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulka data atau informasi dari catatan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi untuk mencari nilai inti atau pokok-pokok yang dianggap penting dari setiap aspek yang diteliti. Tahap ini dilakukan adalah untuk merangkul data temuan data temuan dalam penelitian ini yang di susun secara sistematis untuk mengetahui tentang hal yang diteliti di lapangan, sehingga melalui display data dapat memudahkan bagi peneliti untuk menginterpretasikan terhadap data yang terkumpul. Nasution mengemukakan “tahap ini dilakukan untuk mengadakan pengkajian terhadap kesimpulan yang telah diambil dengan data perbandingan dari teori yang relevan. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisa, sehingga melahirkan kesimpulan yang dapat dipercaya”[20]. Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan “Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif”[21]. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif , verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan. Verifikasi juga bermakna memberikan sumbangan kepada ilmu atau studi lain. Semua data yang terkumpul dari responden diolah dalam bentuk uraian-uraian tentang apa yang didapatkan di lokasi penelitian. Tehnik penulisan dalam skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Bireuen Aceh tahun 2014. Mengenai terjemahan ayat Al-Qur’an, penulis mengambil Buku Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an Kementrian agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Perkata, penerbit CV. Kalim, Jakarta Tahun 2010. I. Garis Besar Isi Proposal Skripsi Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut Bab satu terdapat pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi proposal skripsi. Abdul Fida Kastori, "Sistem Pendidikan Islam", Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 1991. Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2012. E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. VII, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004. Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta Aksara Baru, 1984. Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, Jakarta PT Bumi Aksara, 2003. Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung Rosda Karya, 2005. Mulyasa, Kurikulum yang di Sempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2006. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Cet. IV, Jakarta PT. Rineka Cipta, 2006. M. Yusuf Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta Bulan Bintang, 1980. Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta Rajawali Press, 1999. Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung Jemmars, 2000. Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007. Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya Cipta Karya, 2003. Soerganda Poerwakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta Gunung Agung, 2002. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cet. II, Jakarta PT GrafindoPersada, 1993. Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta Gunung Agung, 1979. Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta Alfabeta, 2010. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, Jakarta Balai Pustaka, 1988. Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung Angkasa, 1987. [1] Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, Jogjakarta Ar-Ruzz Media, 2012, hal. 82-83. [2] Sampurna K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya Cipta Karya, 2003, hal. 240. [3] Soerganda Poerwakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta Gunung Agung, 2002, hal. 214. [4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. I, Jakarta Balai Pustaka, 1988, hal. 700. [5] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. VII, Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 49. [6] Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Cet. II, Jakarta PT GrafindoPersada, 1993, hal. 81. [7] M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Cet. IV, Jakarta PT. Rineka Cipta, 2006, hal. 51. [8] Ibrahim Bafadal, Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi, Cet. I, Jakarta PT Bumi Aksara, 2003, hal. 3. [9]Departemen P dan K, Kamus Besar...,hal. 250. [10]Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta Gunung Agung, 1976, hal. 214. [11] Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta Aksara Baru, 1984, hal. 12. [12]Abdul Fida Kastori, "Sistem Pendidikan Islam", Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995, hal. 38. [13] M. Yusuf Qardawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan Al-Banna, Jakarta Bulan Bintang, 1980, hal 23. [14] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta Rineka Cipta, 1991, hal. 110. [15] Mulyasa, Kurikulum yang di Sempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 43. [16] Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung Rosda Karya, 2005, hal. 6. [17] Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta Alfabeta, 2010, hal. 13. [18] Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung Angkasa, 1987, hal. 163. [19] Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta Rajawali Press, 1999, hal. 127. [20] Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung Jemmars, 2000, hal. 190. [21] Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 8.